Panas di kening, dingin dikenang.
Panas di kening, dingin dikenang. Kulakukan apa demi ia tetap disini. Sampai aku tak punya apa apa lagi, pekerjaan pun tidak. Namun justru hari itu ia pamit. Saat butuh dukungan, ia menjauh. Saat aku nol, ia semakin jauh. Saat kumulai, iapun masih jauh. Menunggu jawaban doa, walau sangat pahit. Terasa kian pahit sebab fokus hidup ini salah telah terlalu berharap. Tersadar, aku benar benar sendiri membangun hidup baru, menata hati, menyulam rajutan baru yang menambal tiap lubang robek hidupku. Aku tak menyesali apapun. Sekalipun sempat menunggu lama. Sekalipun jawaban doa pahit bagiku, doaku tetap baik demi bahagianya. Sebab kini kusadari, aku hanya manusia bodoh yang menuruti sebuah nasihat.. Dan lalu ditinggalkan oleh si penasihat saat aku sudah nol bahkan minus. Saatnya lebih fokus pada diri sendiri dan orang2 yang benar benar tulus tidak meninggalkanku saat aku di titik nol bahkan minus. Hari ini cukup berat salibku. Bersama es mendinginkan peningku.